1.017.060 feet TO SEMARANG




Lawang Sewu
f/4.0 | 1/30 sec | iso 500 | 14.0 mm | 10.0-24.0 mm 


1.017.060 kaki ke Semarang adalah perjalanan yang saya tempuh dari Surabaya ke Semarang. Ya, jarak dari Surabaya-Semarang memang tidak terlalu jauh, hanya sekitar 1.017.060 kaki atau 310 km. Let's travel then. 
Semarang yang terletak di provinsi Jawa Tengah ini, sangat mudah untuk dikunjungi. Berbagai moda transportasi siap mengantarkan para turis yang akan mengunjungi kota tersebut, baik darat maupun udara. Unik! Satu kata untuk mendeskripsikan kota ini. Secara geografis kota ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu dataran tinggi atau yang biasa disebut "Semarang atas" dan dataran rendah yang biasa disebut "Semarang bawah". Dilihat dari budaya dan sejarah, banyak sekali peninggalan sejarah dari beberapa budaya bangsa asing yang cantik. Pendek kata kota ini semakin tua semakin cantik. Saya menyebutnya sebagai kota photogenic.

Bangunan utama Lawang Sewu
f/4.0 | 1/8 sec | iso 500 | 13.0 mm | 10.0-24.0 mm 


Lawang Sewu 
Dikatakan lawang sewu karena bangunan ini mempunyai jumlah pintu yang sangat banyak, walaupun pada kenyataannya jumlah pintunya tidak sampai seribu. Bangunan nan cantik ini terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Bangunan yang awalnya dibangun untuk Nederlandsch Indishe Spoorweg Maatschappij (NIS), sebuah perusahan maskapai kereta api dari Belanda ini bergaya Art Deco. Peletakan batu pertamanya pada tahun 1904 dan selesai dibangun pada tahun 1919. 

Bangunan samping Lawang Sewu
f/4.2 | 1/6 sec | iso 500 | 19.0 mm | 10.0-24.0 mm 


Bangunan 3 lantai ini karya arsitek Belanda ternama yaitu Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Quendag. Dilihat dari arsitekturnya, bangunan ini salah satu contoh bangunan kolonial yang mampu beradaptasi dengan iklim tropis lembab di Indonesia. Bunker bawah tanah selain berguna untuk pengaman pada masa penjajahan dahulu kala, juga berguna untuk mengangkat bangunan ini dari lembabnya tanah. 

Salah satu koridor teras Lawang Sewu
f/4.2 | 1/6 sec | iso 500 | 17.0 mm | 10.0-24.0 mm 

Teras selasarnya mendinginkan udara sebelum masuk ke dalam ruangan, sekaligus mencegah tampias air hujan dan bangunan dari paparan sinar matahari. Well done Mr. Klinkhamer and Quendag! 
 
Kawasan kota lama
Sebuah kawasan yang menyajikan kemegahan arsitektur Eropa di masa lalu. Bangunan-bangunan kuno nan cantik dan megah peninggalan bangsa Belanda ini dan kanal-kanal air di sekitarnya, membuat kawasan ini mendapat julukan sebagai Little Netherlands.

Salah sudut kota lama
f/5.6 | 1/2000 sec | iso 400 | 48.0 mm | 16.0-50.0 mm 

Samarang "1866"
f/4.0 | 1/4000 sec | iso 400 | 26.0 mm | 16.0-50.0 mm 

Tidak semua bangunan tua dan bersejarah di kawasan kota lama ini terawat dalam kondisi baik. Banyak diantaranya yang kalah oleh sang waktu. Puingnya meninggalkan memori dan sejarah bagi bangsa ini. 

City Life of Semarang
f/4.0 | 1/4000 sec | iso 1600 | 26.0 mm | 16.0-50.0 mm 


GBIP Immanuel Church (aka Gereja Immanuel)
f/4.0 | 1/3000 sec | iso 1600 | 26.0 mm | 16.0-50.0 mm 

GBIP Immanuel Church (aka Gereja Immanuel)
f/6.0 | 1/1000 sec | iso 1600 | 35.0 mm | 16.0-50.0 mm 

Namun demikian banyak juga bangunan tua di kawasan kota lama ini yang terawat. Kondisinya yang terawat makin membuat bangunan tersebut semakin cantik. Kalau saya menyebutnya "makin tua makin jadi". Sebut saja Gereja GBIP Immanuel atau yang lebih terkenal dengan nama gereja Blenduk, Kantor Jiwasraya, Spiegel, dan lain-lain.
 
Spiegel Bar & Bistro
f/4.5 | 1/15 sec | iso 1600 | 12.0 mm | 10.0-24.0 mm
 

Spiegel Bar & Bistro 
Pada mulanya Spiegel adalah sebuah bangunan tua yang tidak terawat. Bangunan yang dibangun pada tahun 1895 oleh Tuan Adler ini adalah sebuah toko toserba dengan nama NV Winkel Maatschappij. Pada tahun 2012, bangunan ini diambil alih oleh seorang pengusaha Semarang untuk dijadikan sebuah Bar & Bistro. Proses revitalisasi bangunan ini pun bisa dibilang tidak mudah dan cepat, namun hasilnya bisa dibilang "Must Visit Bar & Bistro in Semarang".

Interior Spiegel Bar & Bistro
f/4.5 | 1/15 sec | iso 1600 | 10.0 mm | 10.0-24.0 mm 

Klenteng See Hoo Kiong
Tidak se-terkenal klenteng Sam Poo Kong memang, tapi klenteng ini unik dan cantik. Klenteng yang terletak di daerah pecinan Semarang ini mempunyai bangunan yang unik, dimana biasanya sebuah klenteng berwarna merah. Klenteng See Hoo Kiong dominan berwarna hitam dengan aksen dekoratifnya yang berwarna emas dan merah. Ini salah satu keunikan dari klenteng ini. Selain itu jika lazimnya bangunan klenteng terdiri dari Satu bangunan utama (induk) dan terdiri dari beberapa bangunan disampingnya, hal ini tidak berlaku pada klenteng See Hoo Kiong, klenteng ini tidak mempunyai bangunan disampingnya. 

See Hoo Kiong Facade
f/5.6 | 1/200 sec | iso 200 | 17.0 mm | 16.0-50.0 mm 

See Hoo Kiong 
f/3.5 | 1/80 sec | iso 400 | 16.0 mm | 16.0-50.0 mm 

See Hoo Kiong 
f/5.6 | 1/4 sec | iso 400 | 50.0 mm | 16.0-50.0 mm 

See Hoo Kiong 
f/5.6 | 1/25 sec | iso 200 | 19.0 mm | 16.0-50.0 mm 

Sekarang kita ke pinggir kota Semarang atau lebih tepatnya ke daerah Kabupaten Semarang. Banyak tempat yang tidak kalah cantiknya di daerah Kabupaten Semarang ini. Mulai dari daerah dataran rendah sampai ke dataran tingginya. 

Brown Canyon
Tempat ini letaknya daerah Meteseh, Tembalang, Kabupaten Semarang. Bukan sebuah tempat wisata karena sebenarnya tempat ini adalah bekas penambangan tanah selama bertahun-tahun. Proses kegiatan tambang inilah yang menyebabkan daerah ini membentuk tebing-tebing terjal layaknya Grand Canyon di Amerika. Saya menyebutnya sebuah kerusakan alam yang cantik.
 
Brown Canyon
f/14 | 1/125 sec | iso 200 | 10.0 mm | 10.0-24.0 mm 

Brown Canyon
f/11 | 1/200 sec | iso 200 | 10.0 mm | 10.0-24.0 mm 


Rawa Pening. Sebuah danau alam yang terletak di daerah Ambarawa, Kabupaten Semarang ini terletak di cekungan terendah lereng gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Ungaran. Danau ini mengalami polusi air yang cukup masif, terlihat dari pertumbuhan eceng gondok atau Gulma yang tak terkendali. Selain menjadi obyek wisata, danau ini juga menjadi sarana tempat mata pencarian ikan bagi nelayan setempat. 

Rawa Pening
f/11 | 1/200 sec | iso 200 | 24.0 mm | 10.0-24.0 mm 

Rawa Pening
f/11 | 1/200 sec | iso 200 | 10.0 mm | 10.0-24.0 mm 


Pondok Kopi Umbul Sidomukti
Mari kita beranjak ke dataran tinggi, Bandungan. Sebuah kompleks villa yang berada di kaki gunung Ungaran, desa Sidomukti, Bandungan. Namanya juga kompleks Villa sudah barang pasti kawasan ini memang diperuntukan bagi wisatawan. Segala macam aktivitas yang bisa dinikmati pun beragam, mulai dari Flying fox, berkuda, ATV, dan lain-lain. Kalian bisa menikmati sunrise yang cantik dari sini tanpa harus menginap di villanya (ya pesan makan dan minumnya lah). Tempe mendoannya cukup enak kok hahahahha. 

Pondok Kopi Umbul Sidomukti
f/9 | 1/250 sec | iso 800 | 10.0 mm | 10.0-24.0 mm 

Pondok Kopi Umbul Sidomukti
f/6.3 | 1/25 sec | iso 400 | 10.0 mm | 10.0-24.0 mm 

Masih banyak tempat-tempat lainnya yang menarik untuk dikunjungi, sayangnya keterbatasan waktu membuat perjalanan saya berakhir sampai disini. Next trip mungkin akan ke kawah Sikidang-Dieng, Telaga warna dan Candi Gedong Songo. Doakan semoga diparingi sehat dan waktu untuk bisa ketempat tersebut. (Teriak yang keras) Amiiiiinn. 


All photos belongs to Devina Rachmawati. Some are edited in Lightroom and Snapseed, some are original (without editing). Curious about more photos, may take a look at my ig at devinarachmawati.  



















Comments

Popular Posts